Senin, 12 Juli 2010

Propinsi Kotawaringin Raya

PANGKALAN BUN – Pembentukan Propinsi Kotawaringin Raya menjadi impian Ujang Iskandar. Jika rakyat kembali memberi kepercayaan, ia segera berkoordinasi dengan bupati sekitar agar bersama-sama memujudkan Propinsi Kotawaringin. Luas Kalimantan Tengah (Kalteng) 153.800 km2 (14 kabupaten) atau hampir 1,5 kali Pulau Jawa (5 propinsi), membuat beban birokrasi Kalteng terlalu berat. 
Sisi strategis propinsi baru yang dilihat Ujang adalah demi aspek pembangunan Kobar sendiri. Jika Kotawaringin menjadi propinsi, akan menjadi faktor yang mempercepat pembangunan Kobar. “Pulau Jawa saja 5 propinsi. Dengan perbandingan wilayah, mestinya di Kalimantan perlu 8 propinsi. Sekarang baru 4, sehingga pantas ditambah,” kata Ujang kepada Kabar Kobar.
  Ujang menjelaskan, jika Kobar digabung dengan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Seruyan, Sukamara dan Lamandau, kelimanya digabung menjadi Propinsi Kotawaringin, luasnya sama dengan 2 kali luas Jawa Timur. Jadi syarat jumlah kabupaten (minimum 5) dan luas wilayah, sudah memenuhi syarat menjadi propinsi baru.
“Dengan kemajuan yang dicapai Kobar selama ini, sudah sepantasnya kalau Pangkalan Bun menjadi Ibukota Propinsi Kotawaringin. Dibanding tetangga-tetangga, kemajuan kita dapat diandalkan, sehingga tak berlebihan agar Kobar pun langsung mengajukan diri sebagai ibukota propinsi baru nanti,” jelas Ujang.
Pangkalan Bun mempunyai jalur pelabuhan laut yang memudahkan arus barang masuk. Penerbangan ke Jakarta dan Semarang pun bisa diandalkan. Trigana sudah melayani penerbangan langsung 3 kali seminggu, dan dalam waktu dekat Riau Air juga akan melanjutkan penerbangan ke Pangkalan Bun. Saatnya nanti, ke Jakarta sedikitnya sekali sehari.
Kobar bersama Kotim juga penyumbang terbesar pendapatan asli daerah (PAD) bagi Kalteng, seiring dengan perkembangan pertanian-perkebunan. Tambang, yang selama ini belum digarap serius, bisa menjadi sumber PAD yang lumayan.
“Kalau kita bisa mengupayakan Pangkalan Bun menjadi ibukota Propinsi Kotawaringin, maka Kobar akan menjadi pusat perdagangan, perkantoran. Pembangunan rumah akan bertumbuh pesat. Tambahan pegawai negeri sipil (PNS) akan dengan mudah dinikmati putra-putri Kobar,” jelas Ujang.
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang akan segera melayani Pangkalan Bun, juga menjadi aset tersendiri menjadi ibukota. Kebersihan dan kenyamanan kota yang sudah tiga kali mendapat Adipura, menurut Ujang merupakan nilai tambah dibanding calon ibukota lain. “Kalau rakyat memberi kepercayaan, mudah-mudahan dalam perioda kedua nanti bisa saya wujudkan,” katanya. Ujang tidak menampik, perjuangan agar Pangkalan Bun menjadi ibukota propinsi, memang bukan pekerjaan ringan. Daerah lain tentu ingin juga, semuanya akan saling menonjolkan kelebihan. Namun dengan ketekunan dan kesiapan secara ekonomi, Ujang optimis, Pangkalan Bun akan menjadi pilihan pertama. “Enak dong kalau Pangkalan Bun menjadi ibukota propinsi. Kota makin hidup, pedagang makin banyak, restoran saya pun jadi tambah laku,” ujar seorang pemilik restoran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar