Selasa, 07 September 2010

Idul Fitri 1 Syawal 1431 H

Kami HambaMu..
Sangatlah bersyukur ketika hari kemenangan itu tiba

Kami HambaMU..
Bersujud syukur ketika kami diberikan
kemenangan dalam hidup ini..

Kami dari Manajemen dan Crew rantai community mengucapkan 
Selamat Hari Raya Idul Fitri Mohon Maaf Lahir dan Batin..

salam "rantai_community"

Senin, 16 Agustus 2010

Aspalela ( Duyunng )

Ingat tak lagi janji Kita Dulu Oo.. Aspalela..
Kau dan aku akan bersama sampai kehari tua..
Tapi sayank janji itu dirempas orang ketiga..
Hooo.. Aspalela... jangan buat aku kecewa..

Download mp3nya  Jimmy_-_Aspalela__Duyung_
( sebuah lagu melayu yang sangat unik dan menarik.. enak buat didengar )

Rabu, 04 Agustus 2010

Seni Photo

 
" Tidak Ada Batasan Untuk Membuat Sebuah Karya, Walaupun Dengan Hasil Yang Sedrhana "
 
Seberapa Besar Anda Sayang Dengan Hidup Anda?
Apakah Ini Gaya Hidup Anda?
Tau kah Anda Racun Yang Ada Padanya??
.Selamatkan Jantung Anda Dari Kehidupannya..
Selamatkan Hidup Anda Dari dirinya..
..Tak Selamanya Kenikmatan Itu Kita Rasat..
..Beranjaklah SebelumTerperangkapnya. 
" Bayangkan Saja....
Kalo Limbah - Limbah Sampah Ini..
dalam Perut Anda..!! "




" Mengenal Hidup Dengan Sebuah Permaenan.. "
 Itulah yang kita sebut dengan Jatuh Cinta 



" Semua Adalah Kehendak Sang Pencipta "
 
Dengan Tangan Ini
Kita Bisa Memukul, Meraba,
Memegang Apa Yang Kita Mau,
Tangan Ini Pun Bisa Berbuat Dosa
Karena Nafsu Kita Dan Tangan Ini Pula
Dapat  Melakukan Kebaikan
Karena Kehendak Nafsu Kita..
Tangan Ini Akan Menjadi Saksi
Kita Dihari Kiamat Nanti..
Tangan Ini Akan
Berakata Apa Yang Dilakukannya


 Diantara Kegelepan Jiwa..
Pasti Ada Penerang Hati..
Dan Ketika Jiwa Tersesat Kegelapan..
Pasti Ada Jalan Penemu Terang


Kamis, 22 Juli 2010

Menemukan Tuhan Lewat Jalan Punk

Jakarta - Pria kurus itu menghentikan sepedanya di depan Universitas As-Syafiiyah Pondok Gede, Jakarta Timur. Lutfi namanya, dia melambaikan tangan dan memberi tanda agar detikcom mengikuti kayuhan sepedanya di jalan kecil di samping kiri kampus tersebut.

Setelah 7 tikungan, Lutfi berhenti di sebuah bangunan berwarna biru tua, penuh dengan grafiti. Bangunan dua lantai itu adalah rumah tinggal sekaligus studio rekaman. Di dalam rumah, sobat-sobat Lutfi sudah menunggu, Asep, Darma dan Agus. Mereka bersuka cita menyambut dua nasi bungkus berlauk orek tempe, sayur dan telur yang dibawa Lutfi.

"Makan Mas! Jangan khawatir, kita tidak menginjak dan meludahi nasi ini," ajak Darma sambil menyuap nasi bersama teman-temannya di lantai, Rabu (3/2/2010).

Perkataan Darma ini sekedar memberi tahu, kalau cara makan mereka tidak seperti gaya anak-anak punk lain yang lazim ditemui di sejumlah perempatan jalan di Jakarta. "Kalau dulu saya paling makan dari tempat sampah atau makanan sisa orang lain. Tapi kalau anak punk sekarang kalau mereka makan, nasinya diinjak-injak lebih dulu dan diludahi. Itu sudah kelewatan," terang Darma yang akrab dipanggil Ambon itu.

Perbedaan mereka dengan anak-anak punk yang lain rupanya bukan hanya soal makanan. Gaya hidup Darma dan teman-temannya kini juga berbeda dengan anak-anak punk yang lain. Mereka mengaku sudah pensiun dari mengkonsumsi narkoba atau hubungan seks bebas. "Yang pasti kami sekarang bukan anak punk yang anti Tuhan," timpal Asep yang lengan kirinya berbalut tato bergambar naga.

Selama ini, komunitas punk memang dikenal dengan gaya hidupnya yang serba bebas. Mereka berupaya melepaskan diri dari berbagai aturan, baik norma masyarakat, aturan pemerintah, maupun agama. Bagi mereka, gaya punk bukan sekadar corak dalam bermusik. Punk sudah menjadi ideologi. Mereka menganut anarkisme yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa aturan.

Namun, lama kelamaan Darma dan kawan-kawannya jenuh. Mereka tetap ingin nge-punk dalam bermusik, tapi mereka sudah lelah dengan berbagai budaya punk yang negatif. Komunitas Punk Muslim pun lalu lahir untuk menjadi wadah mereka memadukan punk dan mendalami lagi spiritualitas. Komunitas yang didirikan almarhum Budi Khoyroni, pendiri komunitas Warung Udik Pulogadung, masih tetap bermusik dan ber-punk ria tapi tanpa narkoba tentunya.

"Terus terang kami sudah jenuh dengan gaya hidup punk yang selama bertahun-tahun kami jalani. Sekarang pemberontakan yang kami lakukan untuk diri sendiri. Pemberontakan dari keterjebakan kami selama ini," ujar Darma yang sering mengamen di kawasan Pulogadung.

Komunitas ini pun menyalurkan aspirasi mereka lewat sebuah band punk yang juga bernama Punk Muslim. Grup ini telah menelurkan sebuah album indie label yang berjudul 'Soul Revolution'. Dalam album yang dirilis 2007 itu, Punk Muslim mencoba memadukan aliran musik punk dengan syair-syair yang religi. Dengar saja lagu-lagu mereka di album itu, ada 'Muhammad Fans Klub', 'Marhaban Ya Ramadhan', serta 'Sa'labah'.

Nuansa yang sama juga akan ditampilkan dalam album ke 2 Punk Muslim yang akan dirilis tahun ini. Dalam album yang rencananya diberi judul 'Anarchy In A Dark Show', Punk Muslim ingin menyampaikan pesan pembebasan. Maksudnya adalah, pembebasan dari dunia gelap yang selama ini mereka jalani sebagai anak punk.

Para Punkers yang tergabung dalam Punk Muslim memang mengalami banyak perubahan gaya hidup. Namun mengamen dari bis ke bis tetap mereka lakukan. Begitu juga dengan nongkrong di pinggiran jalan. "Bermusik (mengamen) sudah menjadi kehidupan kami. Karena dari situ gue dan teman-teman bisa makan dan ngerokok," tutur Darma dan Asep serempak.

Para anggota Punk Muslim ini mengakui, mereka kini sangat nyaman dengan kehidupan punk yang sekarang mereka jalani. Mereka merasa punya harapan untuk menatap masa depan yang lebih baik. Kehidupan punk yang bebas dan tak ber-Tuhan kini sudah tinggal sejarah. Selain nongkrong dan bermusik mereka kini punya kegiatan baru, yakni mengaji bersama setiap malam Jumat.

"Tiap ngamen atau manggung sekarang, kami selalu bawa sarung untuk salat," tandas Darma.( sumber detiknews.com )

"punk muslim bersama korban situ gintun"


" Ketika Idealisme Punk Melebur dengan Islam "


Siapa yang menyangka kehidupan jalanan ternyata tak seburuk yang dibayangkan. Di antara segerombolan pengamen, anak-anak jalanan, pedagang asongan, yang kerap diidentikkan dengan minuman keras, ngelem (menghirup aroma lem aibon), narkoba, free sex, dan sebagainya, masih ada setitik cahaya yang memberikan harapan bahwa dakwah di kalangan yang dianggap termarjinalkan ini masih ada dan mungkin dilakukan. Salah satunya adalah komunitas yang menamakan diri mereka Punk Muslim.


Punk Muslim berdiri pada Ramadhan 1427 H, hampir 3 tahun lalu, yang digagas oleh seorang Budi Khoironi, yang akrab dipanggil Buce. Buce yang jebolan pesantren ini menganggap masih ada harapan untuk memperbaiki kondisi pemuda yang berada di komunitas punk yang sudah telanjur dianggap hidup tanpa orientasi, antikemapanan, dan meninggalkan agamanya.Susah payah Buce merangkul anak-anak punk dan mengajak mereka kembali ke Islam, agama yang sebagian besar dianut oleh komunitas ini. Pilihan Buce untuk hidup di jalanan adalah pilihan untuk menyentuh objek dakwah yang tak pernah disentuh, yaitu anak-anak jalanan. Keprihatinan dan kesukaan Buce terhadap musik dan kesenian sempat dituangkannya dalam sanggar kesenian bernama Warung Udix Band, sekitar 8 tahun lalu. Di sanggar inilah, anak-anak jalanan berkumpul untuk latihan band sekaligus belajar mengaji. Namun ternyata, kedekatan Buce dengan komunitas punk dan anak jalanan tidak berlangsung lama karena Allah swt memanggil Buce pada Mei 2007. Buce meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Sebelum meninggal, Buce telah menitipkan amanah untuk membimbing dan mengasuh komunitas punk dan anak jalanan tersebut kepada Ahmad Zaki.
Buat Zaki, bergaul dengan komunitas punk dan anak jalanan ternyata tak semudah yang dibayangkan. Pada awalnya, dirinya pun tidak diterima oleh komunitas punk tersebut, tapi dengan usaha yang keras, Zaki pun dapat melanjutkan tongkat estafeta dari Buce yang diembankan kepadanya. Kuncinya hanya satu, Zaki selalu mengingat pesan Buce untuk tidak menggunakan bahasa-bahasa yang terlalu elit dan bersifat menggurui kepada komunitas itu. Walhasil, dalam percakapan, kata lu-gue sudah jadi unsur wajib dalam bahasa yang mereka gunakan selayaknya sahabat, bukan antara guru dengan murid.
Zaki melanjutkan usaha Buce dengan menggelar pengajian rutin untuk anak-anak jalanan mulai 1428 H, seminggu dua kali, yaitu malam Selasa untuk belajar membaca Alquran, dan malam Jumat untuk kajian keislaman yang sifatnya diskusi dan berbagai ilmu tentang Islam. Menurut Zaki, panggilan hatinya untuk membimbing anak-anak punk kembali ke Islam lebih besar daripada janjinya kepada Buce untuk membina anak-anak punk tersebut. Walhasil, meskipun jumlah peserta pengajian anak-anak jalanan tersebut berkurang dari 50 orang hingga menjadi 20 orang, Zaki tetap optimis karena itu adalah sunnatullah. Peserta pengajian itu berasal dari berbagai profesi, usia, dan latar belakang pendidikan, seperti ada yang hanya tamat kelas 2 SD hingga S1, berusia 15 hingga 28 tahun, dan ada yang berprofesi sebagai pedagang asongan, pengamen, pelukis, bahkan pemahat patung, ada yang laki-laki dan ada pula perempuan. Jumlah yang sedikit itu tetap dioptimalkan Zaki untuk tetap mengingatkan mereka agar menghindari hal-hal negatif dan menanamkan nilai-nilai akhlak Islami. Salah satu upaya Zaki adalah dengan memanajemen band 'warisan' Buce bernama Punk Muslim.
Punk Muslim (PM) beranggotakan Ambon, Asep, Mongxi, dan Lutfi. Dahulu, Buce sempat menjadi vokalis Punk Muslim sebelum dia wafat. Sepeninggal Buce, PM sebagai sarana dakwah anak-anak punk memfokuskan tujuannya kepada dua hal, yaitu gerakan (movement) dan musik. Selain pengajian, PM lebih menggali gerakan dan konsep musiknya lebih dalam agar sarat makna dan kualitas yang lebih baik. PM telah mengeluarkan album pertama bertajuk Soul Revolution dan sebanyak 1000 kaset album tersebut dibagikan gratis kepada para peminat band yang beraliran campur-campur ini: ngepunk, ngerapp, bahkan kadang etnik.
Punk Muslim telah manggung di beberapa mal dan kampus, seperti Pangrango Plaza, Margo City, ITC Cempaka Mas, Univ. Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Univ. Negeri Jakarta. Selain itu, PM juga melayani permintaan untuk pentas di komunitas punk, sekolah-sekolah, dan pengajian rutin.
Kepiawaian PM dalam bermusik diasah setiap malam Jumat di rumah Ambon di sekitar Vespa, Pulogadung, yaitu dengan latihan rutin. PM juga dijuluki Nasyid Underground karena aliran musiknya yang banyak menyuarakan syair Islami tapi dengan gaya punk. Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu, banyak kalangan yang dapat menerima gaya bermusik Punk Muslim hingga permintaan albumnya pun membludak. Kini, PM sedang merampungkan album kedua.

Zaki sebagai pengasuh PM pun melakukan berbagai variasi kegiatan untuk komunitas ini, seperti mabit tiap dua bulan sekali, tafakur alam setiap tahun, dan rekrutmen. Selain kegiatan tersebut, PM juga kebanjiran agenda silaturahim, bulan lalu, PM jaulah ke komunitas punk di Indramayu yang juga merasakan hidayah untuk kembali ke Islam dengan meneladani PM di Jakarta.

Salah satu PR bagi Zaki dalam pembinaan komunitas punk ini adalah meluruskan paradigma pergaulan yang lekat pada sebagian besar anak-anak punk, misalnya soal free sex. Sebagian anak-anak punk mengakui telah melakukan dosa besar dan ada pula yang menikah karena telah hamil. Ada pula yang menjalani proses pernikahan dengan seorang muslimah penghafal Alquran 18 juz, namun gagal karena beberapa alasan. Zaki mengakui, intensitas pergaulannya dengan anak-anak punk juga mengundang kritik dari berbagai pihak, misalnya dari keluarga dan sahabat. Tak sedikit dari mereka juga enggan mengikuti Zaki untuk berdakwah di kalangan minoritas tersebut. Namun, Zaki terus bertahan dan berharap ada teman-teman dai yang mengikuti jejaknya. Terakhir, Zaki mengingatkan dengan tulus, bahwa anak-anak punk dapat pula menjadi agent of change jika saja ada yang terus membimbing dan mengarahkan mereka dalam keislaman.

Punk Muslim dapat dihubungi lewat Ahmad Zaki di 0852 162 88 236 atau http://punkmuslim.multiply.com. (Ind)

download mp3nya :
Punk muslim - Sajak Untuk Kita

Amplang.. Oleh - oleh khas Kotawaringin Barat.. Bagaimana cara pembuatannya??

AMPLANG. Masyarakat Kalimantan pasti mengenal camilan sejenis kerupuk ini karena amplang merupakan salah satu makanan khas di Kalimantan.
Penasaran nggak sih Kalian dengan cara pembuatan amplang? Nah, kali ini teman-teman kita dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Raja Pangkalan Bun, yakni Maulidia Arianti Santoso, Rifka Valentina, dan Anugrah Agung Saputra mengunjungi industri rumah tangga amplang milik Ibu Utin Munawati yang ada di kawasan Jalan Pangeran Antasari Pangkalan Bun untuk mengetahui proses pembuatan amplang. Kita simak yuk hasil wawancaranya!

- Ibu, sebenarnya amplang itu terbuat dari apa sih kok rasanya enak sekali?
Bahan-bahannya itu ikan, tepung tapioka, telor, racikan bumbu dan minyak goreng. Tapi ikannya harus ikan belida atau ikan pipih.

- Kenapa harus ikan belida, memang tidak bisa ikan yang lain ya Bu?
Sebenarnya bisa saja menggunakan ikan jenis lain, seperti ikan haruan (gabus), tetapi rasanya akan berbeda. Daging ikan pipih itu rasanya lebih enak dan lembut jika dihaluskan.

- Bagaimana cara membuat amplang?
Pertama-tama, ikan yang sudah dikerik dan dibersihkan dihaluskan dulu sampai benar-benar lembut. Lalu masukan bumbu dan diaduk. Masukkan tepung dan diaduk lagi sampai rata. Supaya cepat rata diberi air secukupnya. Setelah menggumpal dibentuk dan bisa langsung digoreng.

- Tadi Ibu sebutkan untuk memasukkan bumbu. Bumbu itu terdiri dari apa saja?
Bumbunya bawang putih, garam, dan gula yang dihaluskan hingga rata. Biasanya kalau untuk satu kilogram ikan, tepungnya enam ons dan telornya cukup dua biji. Kalau bumbunya secukupnya saja.

- Tapi membuatnya tidak dicampuri bahan pengawet kan Bu?
Kalau kami tidak Dik. Makanya, kalau sudah terlalu lama juga tidak baik untuk dimakan.

- Biasanya dijual ke mana saja?
Selain berjualan langsung di rumah, kami juga menitipkan ke toko-toko makanan dan swalayan di Pangkalan Bun. Dalam satu bulan sedikitnya 25 kardus yang kami kirim ke toko-toko. Satu kardusnya berisi delapanbungkus.. ( borneonews )

Senin, 12 Juli 2010

Djarum Super Music Mania

Djarum Super Music Mania Parade Musik Rock Pangkalan Bun adalah ajang kreasi musisi Rock Kotawaringin Barat.
Event ini digelar untuk membuat wadah bagi komunitas musisi rock Kotawaringin Barat khususnya didaerah Pangkalan Bun.

Event yang digelar pada tanggal 8 Mei ini menampilkan band - band Rock KOBAR seperti Tunya band, The New Generation, Suck It Frut dll..














Sebagai Penyelenggaran Cubic Entertaiment dan Rantai Community sangat berterimakasih kepada pihak sponsor dan masyarakat KOBAR yg telah mendukung event ini.( sumber rantai_community )



Propinsi Kotawaringin Raya

PANGKALAN BUN – Pembentukan Propinsi Kotawaringin Raya menjadi impian Ujang Iskandar. Jika rakyat kembali memberi kepercayaan, ia segera berkoordinasi dengan bupati sekitar agar bersama-sama memujudkan Propinsi Kotawaringin. Luas Kalimantan Tengah (Kalteng) 153.800 km2 (14 kabupaten) atau hampir 1,5 kali Pulau Jawa (5 propinsi), membuat beban birokrasi Kalteng terlalu berat. 
Sisi strategis propinsi baru yang dilihat Ujang adalah demi aspek pembangunan Kobar sendiri. Jika Kotawaringin menjadi propinsi, akan menjadi faktor yang mempercepat pembangunan Kobar. “Pulau Jawa saja 5 propinsi. Dengan perbandingan wilayah, mestinya di Kalimantan perlu 8 propinsi. Sekarang baru 4, sehingga pantas ditambah,” kata Ujang kepada Kabar Kobar.
  Ujang menjelaskan, jika Kobar digabung dengan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Seruyan, Sukamara dan Lamandau, kelimanya digabung menjadi Propinsi Kotawaringin, luasnya sama dengan 2 kali luas Jawa Timur. Jadi syarat jumlah kabupaten (minimum 5) dan luas wilayah, sudah memenuhi syarat menjadi propinsi baru.
“Dengan kemajuan yang dicapai Kobar selama ini, sudah sepantasnya kalau Pangkalan Bun menjadi Ibukota Propinsi Kotawaringin. Dibanding tetangga-tetangga, kemajuan kita dapat diandalkan, sehingga tak berlebihan agar Kobar pun langsung mengajukan diri sebagai ibukota propinsi baru nanti,” jelas Ujang.
Pangkalan Bun mempunyai jalur pelabuhan laut yang memudahkan arus barang masuk. Penerbangan ke Jakarta dan Semarang pun bisa diandalkan. Trigana sudah melayani penerbangan langsung 3 kali seminggu, dan dalam waktu dekat Riau Air juga akan melanjutkan penerbangan ke Pangkalan Bun. Saatnya nanti, ke Jakarta sedikitnya sekali sehari.
Kobar bersama Kotim juga penyumbang terbesar pendapatan asli daerah (PAD) bagi Kalteng, seiring dengan perkembangan pertanian-perkebunan. Tambang, yang selama ini belum digarap serius, bisa menjadi sumber PAD yang lumayan.
“Kalau kita bisa mengupayakan Pangkalan Bun menjadi ibukota Propinsi Kotawaringin, maka Kobar akan menjadi pusat perdagangan, perkantoran. Pembangunan rumah akan bertumbuh pesat. Tambahan pegawai negeri sipil (PNS) akan dengan mudah dinikmati putra-putri Kobar,” jelas Ujang.
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang akan segera melayani Pangkalan Bun, juga menjadi aset tersendiri menjadi ibukota. Kebersihan dan kenyamanan kota yang sudah tiga kali mendapat Adipura, menurut Ujang merupakan nilai tambah dibanding calon ibukota lain. “Kalau rakyat memberi kepercayaan, mudah-mudahan dalam perioda kedua nanti bisa saya wujudkan,” katanya. Ujang tidak menampik, perjuangan agar Pangkalan Bun menjadi ibukota propinsi, memang bukan pekerjaan ringan. Daerah lain tentu ingin juga, semuanya akan saling menonjolkan kelebihan. Namun dengan ketekunan dan kesiapan secara ekonomi, Ujang optimis, Pangkalan Bun akan menjadi pilihan pertama. “Enak dong kalau Pangkalan Bun menjadi ibukota propinsi. Kota makin hidup, pedagang makin banyak, restoran saya pun jadi tambah laku,” ujar seorang pemilik restoran.