Senin, 29 Juni 2009

Kabupaten Kotawaringin Barat


Kabupaten Kotawaringin Barat

Kabupaten Kotawaringin Barat adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Tengah. Ibu kota kabupaten ini terletak di Pangkalan Bun. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 10.759 km² dan berpenduduk sebanyak 189.407 jiwa pada tahun 2004. Semboyan kabupaten ini adalah Marunting Batu Aji. Terdiri enam kecamatan:

Kotawaringin Lama
Arut Selatan
Arut Utara
Kumai
Pangkalan Lada

Pangkalan Banteng

Profil daerah

Kotawaringin Barat berasal dari Kata “Kutawaringin” dan "Barat". Kuta berarti Gapura, Waringin berarti Pohon Beringin yang bermakna Pengayoman, sedangkan Barat berasal dari pembagian tempat. Secara keseluruhan Kotawaringin Barat berarti “Gapura Pengayoman di Sebelah Barat”.[3]

Pembentukan Kotawaringin Barat diawali dengan terbentuknya Propinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Keputusan Mendagri Nomor: Up.34/41/24, tanggal 28 Desember 1957 dan SK. Nomor: Des.52/12/2.206, tanggal 22 Desember 1959 Tentang Pembagian Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kotawaringin Barat.[3]

Kemudian dengan lahirnya Undang-Undang No. 5 Tahun 2003 tanggal 10 April 2003 yaitu Pengukuhan / Pemekaran 8 Kabupaten, maka Kabupaten Kotawaringin Barat dimekarkan menjadi :[3]
Kabupaten Lamandau dengan Ibukota Nanga Bulik.
Kabupaten Sukamara dengan Ibukota Sukamara.

Pada tanggal 3 Oktober 1959 secara resmi ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Kotawaringin Barat dan sekarang Tahun 2007 telah berusia yang ke-48 tahun.[3]

[sunting]
Obyek Wisata
Taman Nasional Tanjung Puting
Kawasan Wisata Bugamraya
Istana Kuning Kesultanan Kutaringin di Pangkalan Bun
Astana Alnursari di Kotawaringin Lama
Masjid Kyai Gede di Kotawaringin Lama
Monumen Palagan Sambi

[sunting]
Sejarah
2500 SM: Masa bangsa Melayu Proto ke pulau Borneo (nenek moyang suku Dayak).
1500 SM: Masuknya bangsa Melayu Deutero ke pulau Borneo.
1400: Patih Gajah Mada dari Majapahit menaklukan Kotawaringin (Lama).
1679: Berdirinya Kerajaan Kotawaringin dengan raja pertama Pangeran Adipati Antakusuma, seorang bangsawan Kerajaan Banjar.
1814: Pemindahan ibukota kerajaan Kotawaringin dari Kotawaringin Lama (Astana Alnursary) ke Pangkalan Bun (Istana Kuning).
12 Juni 1936: Pemerintah Hindia Belanda menetapkan Tanjung Puting sebagai cagar alam dan suaka margasatwa.
18 Agustus 1945: Pemerintah RI membentuk provinsi Kalimantan.
17 Oktober 1945: Penerjunan pertama pasukan payung Republik Indonesia di Desa Sambi, Arut Utara, Kotawaringin Barat (Palagan Sambi). Tanggal ini menjadi Hari Jadi Paskhas TNI AU.
7 Desember 1956: Kotawaringin menjadi bagian dari wilayah Kalimantan Selatan.
23 Mei 1957: Wilayah Kotawaringin dan Dayak Besar membentuk provinsi Kalimantan Tengah.
12 Mei 1984: Penetapan Taman Nasional Tanjung Puting oleh Menteri Kehutanan Republik Indonesia.

Kerajaan Kotawaringin

Kerajaan Kotawaringin adalah sebuah kerajaan Islam yang didirikan pada tahun 1679, di wilayah yang menjadi Kabupaten Kotawaringin Barat saat ini di Kalimantan Tengah. Kerajaan Kotawaringin merupakan pecahan kesultanan Banjar yang dibagi waris menjadi dua wilayah. Wilayah sebelah barat Kesultanan Banjar dimekarkan menjadi Kerajaan Kotawaringin. Diduga Raja pertama Kotawaringin yaitu Pangeran Dipati Antakusuma adalah adik Sultan Banjar, Inayatullah bin Mustain Billah yang memerintah tahun 1620-1637. Raja Kotawaringin (Antakusuma), Raja Sukadana (Marta Sahary) dan Raja Mempawah menjadi anggota Dewan Mahkota di Kesultanan Banjar pada masa pemerintahan Inayatullah. Dewan Mahkota adalah dewan yang juga mengurusi perdagangan dan ekonomi di wilayah ini dalam berhubungan dengan pihak Belanda (VOC) maupun Inggris. Pada tahun 1638 terjadi pembunuhan terhadap orang-orang VOC dan Jepang di loji di Martapura. Atas kejadian tersebut VOC membuat surat ancaman yang ditujukan terhadap Kesultanan Banjarmasin, Kerajaan Kotawaringin dan Kerajaan Sukadana. Kedua kerajaan merupakan sekutu Banjarmasin dan ada hubungan kekeluargaan. Permusuhan berakhir dengan adanya Perjanjian 16 Mei 1661, berkat pengaruh mangkubumi, Pangeran Maes de Patty (mungkin pangeran ini kelak menjadi Raja Kotawaringin II). Diduga Pangeran Dipati Antakusuma telah memperoleh wilayahnya sendiri (tanah lungguh) sebagai penguasa daerah Kotawaringin bersamaan pemerintahan Sultan Inayatullah (1620-1637), walaupun keraton belum dibangun.

Sebelumnya sekitar tahun 1362, Kota Waringin merupakan salah satu negeri di pulau Tanjungnegara yang telah ditaklukan Kerajaan Majapahit oleh Mahapatih Gajah Mada berdasarkan Kakawin Nagarakretagama.

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945, Kobar merupakan satu wilayah Kesultanan Kotawaringin.[1]

Ibukota Kesultanan Kotawaringin semula berada di Kotawaringin Lama (hulu Sungai Lamandau). Pada 1814 ibukota kesultanan dipindahkan ke Pangkalan Bun, pada masa pemerintahan Sultan Imanudin dan didirikanlah sebuah istana di Pangkalan Bun sebagai pusat pemerintahan.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, status Kotawaringin menjadi bagian wilayah NKRI dengan status Swapraja/Kewedanan. Selanjutnya berkembang menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II Kotawaringin Barat sebagai daerah otonom dengan Pangkalan Bun sebagai ibukota kabupaten yang ditetapkan dengan UU No 27/1959 dan Lembaran Negara No 72/1959.[1] Selanjutnya Kabupaten Kotawaringin Barat telah dimekarkan menjadi 3 Kabupaten yaitu :
Kabupaten Kotawaringin Barat
Kabupaten Lamandau
Kabupaten Sukamara

Budayakan terus kelestarian Kotawaringin Barat, kitalah penerus semuanya ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar